Jumat, 31 Desember 2010

10 U.S JANUARY MOVIE RELEASE










JAGOAN MOVIES: 10 BEST MOVIES 2010









1. Inception (Christopher Nolan) - This movie for me is another masterpiece from Nolan that has the capacity to blow people away. All cast gave a very strong performances. The cinematography is world class and where effects are used, they are absolutely superb. This film will keep you thinking even after leaving the movie theater. The overall plot may seem confusing and complex, but it adds to its uniqueness. One of those film that you have to watch twice or even a dozen times to get that wonderful experience!









2. The Social Network (David Fincher) - This is what you called a genius script! The script from Aaron Sorkin is very rich and witty. The dialog here is too deep and the tempo of the dialog is too fast, it is not very easy to understand but it was overwhelming and amazing. Jesse Eisenberg goes beyond the level of what is usually expected of him. He stole the show! No questions about the director, David Fincher is clearly one of the best director these days. If this movie were a Facebook page, I would click “LIKE”.









3. Kick-Ass (Matthew Vaughn) ­- Ohh..I loveee every single moment of the film and found most of the humor very funny. This movie is super fun and exciting just like riding a roller-coaster! It is violent, funny, and shocking at the same time but above all it is utterly entertaining! Everything was good; the story, the acting, and the music was just outstanding. From start to finish, it is loaded with enough action and humor. Some scenes may be controversial, but Kick-Ass breaks the mound in superhero movies.









4. Toy Story 3 (Lee Unkrich) - Such good and fascinating animation and story, making this the best animated film of the year. With a great ending that made me tear a little but it is touching and it makes you think. Toy Story is definitely my favourite animation and to me this was the best of the trilogy. Pixar has done it again! This was a fantastic finish to a wonderful story. Thank you Pixar, simply thank you.









5. Black Swan (Darren Aronofsky) - Black Swan offers plenty of drama, plenty of thrilling moments, and plenty of sexiness. The story is more complicated than you think. Aronofsky brought an element of fear that not often explored in modern films; psychological fear. It keeps you guessing until the very end. Natalie Portman finally gets the recognition she deserves, her star has finally reached the top! After watching this movie I realized that: ‘Life is full of pressure’ and ‘Nobody is perfect’ . Yes, it is.









6. The Kids Are All Right (Lisa Cholodenko) - Even though the story is relatively simple, the emotions and the evolutions from the characters impulse it on a realistic way without manipulating our feelings. Bening and Moore both are really great. Their performances are daring and subtle convincingly persuasive in every gesture and expression. The script is also excellently well-crafted. It is not an extraordinary film, but it is a spectacular and visually stunning romantic comedy.









7. Mother and Child (Rodrigo Garcia) - This is a well written and directed film. It is an amazing character study and makes you think about life, love, and relationships. Sad at the beginning, but manages to end on a happy note that feels genuine. Astonishing great performances from all cast, especially Annette Bening. Powerful and emotional drama.









8. Buried (Rodrigo Cortes) - One of the most terrifying, disturbing, and nightmarish thrillers this year. All done with no flashy special effects and editing, no overblown action sequences and music, no pretty faces and bodies in sight. Just a man, a box, and a plenty of thrills. This film is not for everybody, especially a claustrophobia. For me, Buried is original with a genius script from Chris Sparling and so far the best performance from Ryan Reynolds, should I say more?









9. The Ghost Writer (Roman Polanski) - It is a suspense thriller with heavy political references. It grasps my attention from the very first scene and never let me go until the end credits are over. The plot is fairly slow and also the suspense build very slowly but very surely and not boring by any means. Far better than most of the political thrillers of recent times. Ewan McGregor is very convincing and really carries the movie, his performance has never been better.









10. Scott Pilgrim vs. The World (Edgar Wright) - I didn’t really like the film when I first watched it. But then, after I read the comics, DANG! Edgar Wright really takes comic-book adaptation to a whole another level! The visual effects and soundtracks were superb! Absolutely a unique experience, everything in this movie happens so fast and one blink is enough to lose information. Nerdiest movie eveeer!

(List diatas masih belum fix, karena masih banyak sekali film-film di tahun 2010 yang belum Jagoan Movies tonton karena tidak ditayangkan di Indonesia. List akan terus di-update apabila ada perubahan. Btw, HAPPY NEW YEAR 2011 guys!)

Senin, 27 Desember 2010

REVIEW: THE TOURIST
























"It all started when he met a woman."

Angelina Jolie dan Johnny Depp dalam satu film? Siapa yang tidak tertarik untuk menonton! Sexiest Man dan Sexiest Woman Alive versi majalah People ini tentu saja membuat banyak orang ingin menyaksikan The Tourist. Di atas kertas, film ini memang sangat menjanjikan. Film bertema romantic thriller ini disutradarai oleh sutradara asal Jerman yang pernah menyutradarai film The Lives of Others (2006), Florian Henckel von Donnersmarck. Skripnya selain ditulis oleh Donnersmarck, ditulis juga oleh Christopher McQuarrie (The Usual Suspects) dan Julian Fellowes (Gosford Park). Terlebih seperti yang sudah saya singgung diatas, The Tourist menampilkan penampilan perdana kedua megastars Hollywood dalam satu frame. Sebelum menonton film ini, saya membayangkan kalau filmnya pasti akan menonjolkan sisi sensual kedua bintang utamanya itu dan ternyata perkiraan saya tepat. Kedua bintang inilah yang menjadi nilai jual utama The Tourist.

Film dimulai di salah satu kota terindah di dunia; Paris, dengan salah satu aktris tercantik Hollywood; Angelina Jolie. Elise Clifton-Ward (Angelina Jolie) sedang berada di Paris dan dimata-matai oleh kawanan intel Scotland Yard yang dikepalai oleh inspektur John Acheson (Paul Bettany). Mereka berharap agar Elise bisa membawa mereka kepada kekasihnya yang merupakan seorang buronan bernama Alexandre Pearce yang terlibat kasus pencurian uang dalam jumlah sangat besar. Sialnya, seorang turis asal Amerika bernama Frank Tupelo (Johnny Depp) yang malah kena batunya. Setelah ia berkenalan dengan Elise dalam perjalanan ke Venice di sebuah kereta, ia malah dikira sebagai Alexandre yang operasi plastik dan dikejar-kejar oleh kawanan intel dan juga bos besar mafia Rusia bernama Reginald Shaw (Steven Berkoff) yang tidak rela uangnya dibawa kabur ratusan juta dollar.

Saya akan mulai dari hal-hal baik dalam film ini. Pertama, saya suka pemandangan dalam film ini; Paris dan Venice bagi saya sangat indah dan romantis. Saya juga suka Johnny Depp, jadi terus terang saya asik saja tadi menonton. Angelina Jolie juga terlihat sangat anggun dan cantik sekaligus menggoda dalam The Tourist. Sisanya? Biasa saja. Plot cerita bisa dikatakan tidak ada yang istimewa, apalagi twist pada ending film yang menurut saya lumayan pasaran. Film ini terlihat sekali hanya menjual nama besar Angelina Jolie dan Johnny Depp, banyak scene yang memang terlihat mengekspos kedua bintang ini. Bukan hal buruk memang, karena kualitas akting Jolie dan Depp tentu sudah tidak perlu diragukan lagi. Sayangnya, chemistry mereka disini tidak maksimal, menurut saya kurang alami dan terlihat seperti dibuat-buat. Saya tidak mengatakan kalau film ini buruk juga, karena saya lumayan terhibur meskipun pastinya tidak akan memorable dalam ingatan. Nuansa Eropa sangat kental dalam film ini, jangan berharap banyak adegan tembak menembak dan action super seru, karena adegan romantis lebih menonjol dibanding action. Well, tidak ada salahnya menonton The Tourist sebagai hiburan, kapan lagi melihat Jolie dan Depp dalam satu film? :)






Minggu, 19 Desember 2010

REVIEW: TRON: LEGACY 3D
























"The Grid. A digital frontier. Ships, motorcycles. With the circuit like freeways. I kept dreaming of a world I thought I'd never see."

TRON: Legacy is a good movie, but not a great one. Biar bagaimana pun saya harus mengakui kalau film ini sangat menghibur dari segi visual efek yang ditawarkan, namun di sisi lain plot ceritanya sangat dangkal. TRON: Legacy adalah sekuel dari sebuah film live-action produksi Disney yang kurang sukses pada tahun 1982 berjudul Tron. Film tersebut mendapatkan hasil Box-Office yang mengecewakan. Peruntungan kembali dicoba dalam sekuel terbaru ini yang tentunya memboyong teknologi visual yang lebih canggih, sepertinya kali ini TRON: Legacy berhasil mencapai angka yang lumayan, buktinya film ini berhasil menduduki peringkat satu dalam tangga Box-Office minggu ini. Terus terang, TRON: Legacy memang masuk ke dalam list 'most anticipated movie 2010' saya, trailernya yang keren pasti membuat semua orang yang melihat menjadi penasaran dan menaruh ekspektasi tinggi, terlebih pada versi 3D-nya. Entah apa karena ekspektasi yang terlalu tinggi, saya merasa kurang puas menonton versi 3D film ini. Tidak ada efek-efek 3D yang 'luar biasa', saya rasa menonton 2D saja sudah cukup keren karena memang setting dalam filmnya sudah dibuat sedemikian futuristik.

Film dibuka pada tahun 1989 dimana kita dikenalkan dulu kepada Sam Flynn, anak dari Kevin Flynn (Jeff Bridges); seorang pemilik perusahaan software komputer: Encom. Tiba-tiba Kevin menghilang dan Sam pun sedih ditinggal sang ayah. Dua puluh tahun telah berlalu, Sam (Garrett Hedlund) yang tadinya diasuh kakek dan neneknya sekarang sudah tinggal sendiri, dengan sisi financial berkecukupan, memiliki motor keren, dan tempat berteduh dengan pemandangan yang indah. Suatu hari kolega sang ayah mendatangi Sam dan berkata kalau ia mendapat pesan dari Kevin pada pager yang ia miliki. Sam pun mendatangi kantor lama ayahnya dan secara tidak sengaja ia tersedot dan masuk kedalam dunia digital hasil ciptaan sang ayah, The Grid. Kebingungan dan tidak tahu apa yang sedang dialaminya, Sam kemudian dipertemukan dengan sosok sang ayah yang masih tetap muda, tidak berubah sama sekali semenjak dua puluh tahun yang lalu. Tapi di sisi lain dalam The Grid, Sam juga bertemu sosok ayahnya yang sudah menua. Ternyata sang ayah juga menciptakan kloning dirinya, dan 'kembarannya' tersebut terlalu mengejar kesempurnaan sehingga bertindak semena-mena. Sam dan Kevin, ditemani Quorra (Olivia Wilde), bersama-sama menuju portal untuk kembali ke dunia manusia dengan waktu yang terbatas. Tentu saja mereka harus melewati dulu halangan dari Clu (kloningan Kevin Flynn) dan anak buahnya.

Kelemahan paling parah dari TRON: Legacy adalah plot dan dialog. Sedangkan nilai lebih datang dari segi visual efek dan soundtrack karya Daft Punk yang futuristik sehingga cocok dengan filmnya. Akting Garrett Hedlund sebagai pendatang utama di film ini lumayan baik, meskipun belum bisa disejajarkan dengan aktor-aktor muda Hollywood yang lain. Setelah ini Hedlund harus pintar memilih film yang akan dibintanginya agar namanya bisa segera menyusul Shia Labeouf dan lain-lain. Jeff Bridges tentu saja bermain baik, tetapi pada sosok Kevin Flynn muda, saya merasa efeknya terlalu 'lebay' sehingga Jeff Bridges malah terlihat seperti kartun, ohh well... Olivia Wilde juga tidak saya sangka bisa sekeren ini dengan perannya sebagai Quorra. Saya juga senang melihat Michael Sheen sekilas dengan peran uniknya sebagai Zuse. Secara keseluruhan, mungkin TRON: Legacy tidak sesuai dengan ekspektasi saya yang tinggi, namun menonton film ini dan mendapatkan suguhan efek yang modern dengan diiringi musik Daft Punk rasanya plot cerita dangkal bisa sedikit termaafkan. Jika anda mencari tontonan hiburan yang memang sudah anda ketahui hanya mengandalkan stunning visual effects, then go see this movie! Meskipun secara keseluruhan, saya merasa TRON: Legacy tidak akan tinggal lama dalam ingatan saya. :)






REVIEW: DEVIL

























"One of these people might be the Devil."

Pada poster Devil kita bisa membaca dengan jelas tulisan 'From the mind of M. Night Shyamalan', hal ini merupakan trik pemasaran yang bisa dibilang tidak terlalu pintar, tapi juga tidak terlalu bodoh. Tidak pintar karena film-film terakhir Shyamalan, seperti The Last Airbender (2010), The Happening (2008), dan Lady in the Water (2006) hancur lebur di pasaran. Tetapi tidak bodoh juga, karena dari Shyamalan lah The Sixth Sense (1999) yang fenomenal itu dihasilkan, seterusnya Unbreakable (2000) dan Signs (2002). Jadi bagaimana dengan Devil? Apa berhasil mengangkat nama Shyamalan lagi? Tidak terlalu. Tapi saya akui kalau ide Shyamalan dalam Devil lumayan bagus, eksekusi John Erick Dowdle selaku sutradara juga terbilang baik. Namun entah kenapa saya tidak terlalu merasa ada yang istimewa dalam film ini. Terror? Iya. Kaget? Iya. Seram? Lumayan. Bagus? Biasa.

Cerita Devil sederhana saja, tentang Tuhan dan iblis. Diceritakan kalau iblis itu ada disekitar kita dan iblis tersebut sedang mendatangi sebuah gedung dan mempunyai rencana jahat didalam sebuah lift. Dalam lift terdapat lima orang, tiga pria dan dua wanita. Sebelum sampai ke lantai yang sedang mereka tuju, lift tersebut tiba-tiba mendapat gangguan dan mati. Awalnya mereka biasa saja menanggapi hal yang memang sudah sering terjadi tersebut, sambil menunggu bantuan dari petugas gedung mereka mengobrol hal-hal ringan satu sama lain. Namun, kejadian aneh mulai terjadi, apalagi pada saat lampu lift tersebut mati. Satu persatu dari mereka mati dibunuh dengan sadis, sisanya tentu saja merasa takut dan was-was karena pembunuhnya pasti berada dalam lift tersebut. Sedangkan lift tak kunjung bisa diperbaiki, malah ketika diperiksa tidak ada yang bermasalah sama sekali. Iblis berada diantara kelima orang tersebut. Penonton dipersilahkan menebak kira-kira yang manakah sang iblis?

Saya lumayan menikmati menonton Devil, akan tetapi menurut saya durasinya terlalu pendek, hanya sekitar 80 menit saja. Namun hal ini mungkin dikarenakan jalan cerita yang memang sangat sederhana, sehingga bingung mau ditambahkan cerita apa lagi. Paling tidak, saya terhibur. Terus terang saya juga beberapa kali berteriak dan kaget akibat kejutan-kejutan yang disuguhkan dalam film ini. Saya juga suka sinematografinya, apalagi pada opening scene dan adegan-adegan dalam lift. Akting para pemain tidak ada yang istimewa, semua biasa-biasa saja. Tapi saya sempat melirik si tampan Logan Marshall-Green yang saya tau melalui peran kecilnya sebagai Trey Atwood dalam serial televisi The O.C. Secara keseluruhan, saya memang menikmati Devil sebagai tontonan akhir pekan saya, tetapi film ini pastinya tidak akan masuk ke daftar favorit saya atau anda. Hanya cukup sebagai tontonan seru-seruan di akhir pekan saja lah.. :)